0

Mengenal Rasul Allah Melalui Metode Think Pair Share 
bagi Siswa Kelas V Di UPTD Satuan Pendidikan
SDN Keroncong Mas Permai Kota Tanggerang

OLeh:

Mohammad Aminulloh, S.Pd.I
(Guru PAI dan BP SDN Keroncong Mas Permai Tanggerang)

Keberhasilan dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah hasil belajar. Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di KelasV SDN Keroncong Mas Permai adalah rendahnya hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya aktivitas siswa untuk memperhatikan pelajaran serta guru yang masih menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajarannya. Kesadaran siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh masih rendah serta dalam pembelajaran guru kurang melibatkan siswa menyebabkan siswa merasa jenuh dan mengantuk sehingga berdampak pada hasil belajar siswa menjadi rendah.

Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat yang melibatkan siswa untuk aktif selama proses pembelajaran berlangsung agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan serta efektif dan efisien di kelas sehingga sasaran dan target dari kebijakan pendidikan dapat tercapai dan dapat diwujudkan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dan diharapkan memberikan solusi pemecahan masalah serta sesuai dengan karakteristik siswa yang dipandang ampuh untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah Think Pair Share (TPS).

Penerapan model pembelajaran ini diharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil. Hal ini sesuai dengan pengertian dari model pembelajaran TPS sesuai yang dikemukakan Lie (2002) bahwa Think Pair Share adalah pembelajaran yang memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain. Dalam hal ini, guru sangat berperan penting untuk membimbing siswa melakukan diskusi, sehingga terciptanya suasana belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Menurut Suyatno (2009), Think Pair Share adalah model pembelajaran kooperatif yang memiliki prosedur ditetapkan secara eksplisit memberikan waktu lebih banyak kepada siswa untuk memikirkan secara mendalam tentang apa yang dijelaskan atau dialami (berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain). Sedangkan menurut Indien (2012) model pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan suatu pembelajaran kooperatif yang memberikan kepada siswa waktu untuk berpikir dan merespons. Hal ini menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam merespons pertanyaan serta menumbuhkan sikap saling membantu satu sama lain.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpikir (think) mengenai pertanyaan/masalah yang diberikan guru, bekerja sama dengan orang lain (pair) dan berbagi (share) hasil diskusi mengenai jawaban dari pertanyaan tersebut. Dengan demikian jelas bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat memecahkan masalah siswa secara langsung, memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya, membuat kesimpulan lewat diskusi serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Berdasarkan analisis data kuantitatif dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar ranah kognitif siswa pada siklus I untuk indikator 1 menjelaskan pengertian nabi dan Rasul telah mencapai ketuntasan dengan nilai rerata kelas 97,1 dan ketuntasan klasikalnya 100%. Pada indikator 2 menyebutkan nama-nama 25 Rasul Allah telah mencapai ketuntasan dengan nilai rerata kelas 91,5 dan ketuntasan klasikalnya 87,5% Pada indikator 3 menjelaskan perbedaan nabi dan Rasul pada siklus I hanya mencapai 50% dengan nilai rerata 64,4 dan pada siklus II telah mencapai ketuntasan dengan nilai rerata kelas 90,9 ketuntasan klasikalnya 100%. Pada indikator 4 menyebutkan keteladanan nabi Daud a.s. telah mencapai ketuntasan dengan nilai rerata kelas 99,2 dan ketuntasan klasikalnya 93,75%. Pada indikator 5 menyebutkan mu’jizat nabi Daud a.s telah mencapai ketuntasan dengan nilai rerata kelas 91,8 ketuntasan klasikalnya 87,5%.

Untuk siklus II pada ranah kognitif khususnya indikator 3 memperoleh ketuntasan klasikal mencapai 100%. Data hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran think pair share dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada Siswa kelas V SD Muhammadiyah 2 Kupang.*)


*Substansi tulisan atau artikel sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis


Baca Dan Lihat Juga Artikel Yang Berkaitan Dengan :

Posting Komentar

 
Top